Bersama dengan teman-temannya Rafi Hartono
mencoba membuat mainan mobil-mobilan dari enceng gondok sejenis Bemo.
Melalui keuletannya, enceng gondok tersebut disulap menjadi produk
kreatif yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah ke kantongnya.
Harapan Rafi bersama teman-temannya
terkabul. Suatu ketika datang seseorang yang menawar mobil-mobilan
tersebut. Beberapa waktu kemudian, ia didatangi oleh Dinas Pemuda dan
Olahraga Semarang dengan tujuan membantu pemasaran dan pemberian
modal/dana usaha.
Produk kreatif yang ditawarkan oleh Geni Art
diantaranya adalah lokomotif kereta yang dijual dengan harga Rp 375
ribu, mobil bemo Rp 85 ribu, kotak tissue seharga Rp 35 ribu, dan tutup
lampu Rp 60 ribu.
kerajinan-enceng-gondokDalam soal
pemasaran, Rafi mengaku tidak mengalami kesulitan. Ia mengatakan membuat
produk apa saja pasti akan laku, karena produk kreatif buatannya banyak
diminati oleh pembeli. Justru yang menjadi kendala utama usahanya
adalah terbatasnya SDM yang kreatif.
Kendala
lain yang diungkapkan oleh Rafi adalah menciptakan model atau produk
terbaru bagi usahanya. Selama ini ia menciptakan model terbaru melalui
ide kreatifnya sendiri dengan melakukan berbagai percobaan atau melalui
internet.
Soal modal usaha, Rafi juga tidak
terlalu kuatir, karena saat ini ada bank yang bisa memberikan modal bagi
usaha kreatif yang dikelolanya. Bank yang disebut oleh Rafi adalah Bank
Mandiri.
Untuk meminjam pun tidak terlalu sulit.
Sekarang sudah ada bank yang percaya pada kerajinan enceng gondok yang
ada di tempat kami, jadi agak mudah kalau mau mengajukan pinjaman Bank.
Soal bahan baku yang biasanya
dikeluhkan oleh para pengusaha, Rafi tidak mempersoalkan masalah
tersebut. Bahan baku enceng gondok bisa ia peroleh dengan mudah, karena
di tempat tinggalnya berdekatan dengan rawa yang memang banyak terdapat
enceng gondok.
Jika dulu ia mencari sendiri enceng
gondok tersebut, kini ia mengerahkan masyarakat setempat untuk memenuhi
kebutuhan eceng gondok itu. Biasanya ia membeli Rp 3.500/kg enceng
gondok kering atau Rp 1.500/kg untuk enceng gondok basah.
Agar enceng gondok bisa dipakai, enceng
gondok harus dalam kondisi kering. Jika ingin ecneng gondok yang
berbentuk lembaran, maka pertama-tama kupas enceng gondok untuk dibuang
isinya. Setelah itu baru kemudian dijemur.
Proses pengeringan biasanya memakan
waktu selama 3 hari. Yang perlu diingat dalam proses pengeringan adalah
jangan sampai enceng gondok bersentuhan dengan tanah karena akan
menimbulkan jamur. Jika sudah demikian, maka enceng gondok tidak bisa
dipakai lagi.
Isi enceng gondok ternyata juga tak
kalah bermanfaat dibanding kulitnya. Isi enceng gondok yang telah
dihancurkan kemudian dicampur dengan lem ternyata juga bisa bermanfaat
untuk membuat produk kreatif.
Setelah berbentuk bubur dan dicampur
dengan lem, cetak bubur tersebut sesuai keinginan. Salah satu produk
Geni Art yang terbuat dari bubur isi enceng gondok adalah tutup lampu.
Dengan ide kreatif dan larisnya pembeli,
dalam sebulan Rafi bisa memperoleh omzet sekitar Rp 8 juta/bulan.
Pengeluaran yang dikeluarkan untuk usaha ini-pun tidak terlalu besar.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, dalam sebulan Rafi bisa menghabiskan
150 kg enceng gondok, 10 kaleng lem (30 kg/kaleng), dan 50 kertas daur
ulang.
Rafi berharap agar usaha kreatif enceng
gondok semakin berkembang dan diharapkan dapat mengurangi jumlah
pengangguran. Kini, Rafi telah memiliki showroom sendiri di rumahnya. Ia
berharap kelak showroom tersebut bisa digunakan sebagai tempat untuk
mengumpulkan berbagai hasil kerajinan kretaif di tempatnya.
Jika Anda mempunyai ide kreatif,
munculkan ide Anda dalam bentuk sebuah produk. Jika sudah demikian, maka
Anda akan mendulang kesuksesan yang sama seperti Rafi Hartono, pemilik Geni Art.
http://kisahsukses.info/rafi-hartono-sukses-mengolah-enceng-gondok-jadi-barang-berguna.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar